"Pengalaman adalah guru berharga bagi kehidupan"
Berjuta pengalaman kan menjadi berjuta guru yang memompa semangat dan mengembangkan jati diri seutuhnya. Tanpa disadari karakter kita terbentuk karena pengaruh lingkungan, maka dari itu jika kita terbiasa berkompetisi, terbiasa bersosialisasi, terbiasa berorganisasi maka semua hal akan terasa sangat bermanfaat ketika berada ditengah masyarakat. yakinndehh coz sudah banyak buktinya,,,termasuk yang saya alami....berikut ini saya sedikit berbagi pengalaman menarik dan berharga yang pernah saya lewati...semoga bisa menjadi motivasi bagi saya pribadi maupun orang lain untuk terus bersyukur dengan cara melakukan hal positif yang bermanfaat untuk orang lain kapanpun dan dimanapun.
TEMU KARYA RELAWAN PMI NASIONAL KE IV DI BANTEN 2008 |
Hal
ini adalah kompetisi terbaik yang pernah saya ikuti. Kompetisi pemilihan Duta
Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) mewakili provinsi Bengkulu untuk kegiatan
Temu karya PMI tingkat Nasional ke IV yang merupakan kegiatan rutin empat tahun
sekali oleh PMI Pusat. Kebahagiaan yang saya alami adalah ketika saya
bermanfaat untuk kehidupan. Sejak saya SMP dan SMA sudah aktif di kegiatan
Kepalangmerahan, dan Alhamdulillah saya juga sempat mendapat amanah sebagai
Ketua Umum Eskul PMR. Mencintai dan menekuni apa yang kita lakukan dengan
keikhlasan adalah motivasi terbesar yang mengantarkan saya meraih berbagai
prestasi lomba baik tingkat provinsi maupun nasional. Di tahun 2006 saya
terpilih menjadi duta PMR Bengkulu untuk kegiatan Jumbara PMR Nasional di Sumatera
Selatan. Pengalaman yang saya peroleh membuat saya menjadi semakin mencintai
dunia kepalangmerahan dan akhirnya kuliah S-1 saya mengikuti DIKLAT KSR PMI
Universitas Bengkulu. Hobi saya di kegiatan sosial kemanusiaan mengantarkan
saya mengenal lebih jauh organisasi palang Merah nasional dan
Internasional. Akhirnya di tahun 2008,
tepatnya waktu itu saya baru saja dilantik sebagai anggota baru UKM KSR PMI
UNIB dipilih menjadi perwakilan kampus untuk mengikuti seleksi Relawan PMI
tingkat Kota Bengkulu. Awalnya saya ragu karena saya adalah anggota baru dan
setelah di analisis ternyata saya peserta termuda yang harus bersaing dengan
ratusan peserta dari berbagai PMI cabang dan Perguruan tinggi di Kota Bengkulu.
Dengan motivasi dan dukungan keluarga dan teman-teman seperjuangan akhirnya
saya memberanikan diri mengikuti kompetisi dan mau belajar adalah kunci penting
yang harus saya lakukan demi memperjuangkan nama baik kampus serta tidak boleh
minder dengan siapapun karena sesungguhnya manusia memiliki kesempatan asalkan
mau berusaha. Seleksi terdiri dari tiga tahap, tertulis soal kepalangmerahan,
seleksi praktik dan persentasi (wawancara). Kegiatan seleksi selama dua bulan menggunakan
sistem ranking dan setiap tahapan seleksi minimal harus masuk 30 besar agar
bisa bertahan, dan akhirnya nanti yang akan diambil hanya 10 orang sebagai Duta
Relawan Kota yang akan bergabung dengan Relawan PMI terbaik dari Kabupaten.
Alhamdulillah saya menempati posisi terbaik dan itu benar-benar hal yang tak
saya duga. Akhirnya saya bisa mengikuti kompetisi tingkat nasional dan bertemu
dengan teman-teman Palang Merah 18 negara Asia Pasifik di Banten, Bengkulu pun
meraih peringkat lima Nasional.
***********